|
Ilustrasi kesehatan pada pria (Foto Dok. Getty Images) |
DUNIA BERITA - Bagi pria yang mempunyai lebih sedikit kadar sperma, alih-alih tidak sekadar berdampak lebih sulit dalam membuahi sel telur. Kajian terbaru mengungkapkan bahwa pria dengan kadar sperma lebih sedikit, lebih cenderung mudah menderita kanker, seperti dilaporkan laman Telegraph.
Studi yang dilakukan oleh University of Utah itu mempelajari hasil diagnosis terhadap 20.433 pria yang sebelumnya mengeluhkan ketidaksuburan dan dibandingkan dengan pria yang tidak mempunyai masalah dengan kesuburan.
Seperti di kutip dari laman CNN Indonesia, pria dengan masalah kesuburannya ternyata lebih memiliki risiko tiga kali lebih tinggi mengalami kanker testikular ketimbang pria yang subur.
Menurut Dr Robert Oates, Direktur di Masyarakat Amerika untuk Kesehatan Reproduktif, mengatakan "Studi ini memberikan pengetahuan yang mendalam dan dapat membantu kita untuk memberi layanan pasien lebih baik dan terlebih lagi ditujukan pada masalah fisiologis yang berujung pada masalah ketidaksuburan atau kanker."
Ini merupakan studi pertama yang mengaitkan antara kesuburan dan risiko kanker. Studi sebelumnya menyebutkan bahwa pria yang didiagnosa dengan azoospermik (kondisi ketidaksuburan akibat tidak adanya sperma ketika ejakulasi) cenderung mengalami kanker yang umumnya menyerang pria subur pada usai 10 tahun lebih tua.
Ilmuwan dari Denmark menemukan bahwa kualitas cairan sperma yang buruk mengurangi peluang hidup, kendati mereka tidak yakin apakah faktor biologis atau sosial berperan di belakangnya.
Sebuah dalih mengatakan kualitas sperma yang rendah menandakan kadar testosteron yang rendah pula. Sedangkan testosteron berpengaruh sebagai hormon pertumbuhan otot, mendorong energi dan kesehatan jantung serta pembuluh darah, semua faktor pendukung yang penting dalam hidup.
Sebuah studi di London menunjukkan bahwa sedikitnya satu dari enam pasangan di Inggris diduga mengalami masalah pembuahan. Dan ketidaksuburan pada pria di disimpulkan menjadi faktor penyebab lebih dari separuh kasus kanker testikular, namun studi lebih lanjut perlu dilakukan.
Kendati banyak dari kasus tersebut merupakan hasil dari masalah genetik, perubahan kecil pada gaya hidup seperti olahraga, berhenti merokok, mengurangi minum alkohol dan mengurangi terlalu banyak duduk akan dapat memberikan perubahan yang signifikan bagi kesehatan sperma. Kecuali dapat memperbaiki kesehatan secara keseluruhan.