|
Asupan garam dapat memberikan faktor risiko potensial terhadap obesitas dari asupan energi
(Foto Dok. Thinkstock) |
DUNIA BERITA - Yang terpikirkan di benak kita tatkala melihat orang yang memiliki kelebihan berat badan atau biasa di kenal dengan obesitas, tentunya pola makan orang tersebut pasti banyak mengonsumsi makanan yang berkadar lemak tinggi. Namun apakah memang demikian?
Tampaknya hal itu tidak mesti benar. Karena makanan berlemak bukan satu-satunya pemicu masalah kegemukan. Studi terbaru menunjukkan bahwa makanan yang memiliki cita rasa asin ternyata juga dapat memicu risiko obesitas.
Persoalannya, seperti dikutip CNN Indonesia, belakangan orang modern mempunyai kegemaran untuk mengonsumsi makanan yang lebih kaya rasa ketimbang menikmati cita rasa alami makanan semata.
Kecuali penyedap rasa dan gula, tak jarang porsi garam dalam makanan pun ditambahkan. Tengok saja sejumlah rumah makan maupun restoran kerap menyediakan garam, gula, lada, saus dan kecap.
Sebuah studi baru menyatakan bahwa kian banyak garam yang dikonsumsi, maka makin besar pula peluang seseorang terkena obesitas.
Para peneliti dari Universitas Queen Mary menuturkan bahwa bila seseorang mengonsumsi setidaknya sekitar satu gram setiap harinya, faktor tersebut akan meningkatkan 25 persen peluang seseorang terkena obesitas atau kelebihan berat badan.
Meskipun begitu, kecuali bisa meningkatkan berat badan, garam juga sering terkait dengan tekanan darah tinggi, yang bisa berdampak terhadap penyakit jantung.
Sedangkan, Profesor Graham McGreggor dari Universitas Queen Mary, yang mengepalai studi tersebut, menuturkan bahwa mereka masih belum sepenuhnya pasti kenapa garam dapat berdampak terhadap berat badan seseorang.
Untuk mengungkapkan studi ini, para peneliti mengetes 450 anak-anak dan 780 orang dewasa melalui Survei Diet Nasional dan Survei Nutrisi Inggris, semenjak tahun 2008 sampai 2009, serta 2011 dan 2012.
"Hasil studi itu membuktikan bahwa asupan garam dapat memberikan faktor potensial terhadap obesitas dari asupan energi," demikian menurut catatan para ilmuwan yang dipublikasikan dalam jurnal Medis Hipertensi.
Selanjutnya, para peneliti mengakui bahwa garam dapat mengakibatkan efek buruk terhadap metabolisme tubuh seseorang, dengan mengganggu kinerjanya untuk menyerap lemak.