|
Ilustrasi (Foto Dok. Thinkstock) |
DUNIA BERITA - Duduk terlalu lama sering membuat badan menjadi pegal dan berpengaruh buruk pada tulang, namun bukan itu saja dampaknya melainkan juga dapat meningkatkan risiko penyakit hati.
Hal ini dibuktikan dengan sebuah penelitian yang dilakukan di Korea Selatan oleh para peneliti yang mengungkapkan bahwa orang yang duduk lebih dari 10 jam setiap harinya, 9 persen cenderung terkena kondisi yang disebut penyakit hati berlemak non-alkohol atau NonAlcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD), ketimbang dengan mereka yang duduk kurang dari lima jam setiap harinya.
Kecuali itu, aktivitas fisik juga mempunyai peran terhadap ancaman NAFLD ini.
Seperti dilansir dari laman Fox News, orang yang aktif secara fisik, terhindar kurang lebih 20 persen dari ancaman terserang penyakit tersebut, daripada dengan yang tidak aktif.
Profesor kedokteran kerja dan lingkungan Kangbuk Samsung Hospital di Korea Selatan yang juga memimpin penelitian ini, Seungho Ryu, kepada Live Science mengatakan "Jumlah waktu yang kita lewatkan untuk duduk di depan TV atau komputer, telah mengalami peningkatan dalam kurun waktu terakhir ini."
Ryu menambahkan, "Kini, lebih dari setengah hari, kebanyakan orang melakukan aktivitas duduk."
Dalam penelitian itu, para peneliti memantau kurang lebih 139.000 pria dan wanita Korea yang memberitahukan aktivitas fisik dan waktu mereka untuk duduk. Kemudian, NAFLD dibuktikan melalui teknik ultrasound.
Ryu menerangkan, rata-rata usia dari peserta adalah 39,9 tahun. Orang-orang yang terlibat dalam penelitian ini tergolong sehat, seperti anak muda serta pria dan wanita paruh baya.
Alhasil, penelitian ini menyatakan bahwa aktivitas fisik teratur, apalagi pada intensitas tinggi, tidak mutlak membentengi mereka dari risiko yang ditimbulkan karena duduk terlalu lama.
Kemudian, jika hasil dari studi ini sudah di verifikasi, maka penelitian ini akan penting untuk memotivasi orang agar mau meningkatkan aktivitas fisik mereka serta mengurangi waktu duduk mereka guna mengurangi dampak bahaya pengembangan NAFLD.
Malahan, imbuh Ryu, melakukan aktivitas fisik ringan pun dapat mengurangi ancaman terserang NAFLD.
"Tubuh kita didesain untuk bergerak, maka itu tidak janggal jika duduk dapat memberikan pengaruh pada fisiologi," kata Michael Trenell, seorang profesor metabolisme dan obat gaya hidup dari Universitas Newcastle, Inggris.
Kecuali dapat meningkatkan bahaya penyakit hati, perilaku menetap seperti duduk dapat menumbuhkan ancaman resistensi insulin dan fungsi kardiovaskular. Jika orang terkena resistensi insulin, sel-sel dalam tubuhnya akan kehilangan kemampuan untuk merespons insulin dari gula dalam darah, yang dapat berdampak tingkat gula darah naik, bahkan diabetes tipe 2.
Sepanjang ini, belum terdapat obat untuk penyakit NAFDL itu. Maka, pengobatan yang efektif adalah dengan mengubah gaya hidup kita menjadi sehat, seperti melakukan jalan kaki 10.000 langkah setiap harinya.
"Betapa pun juga, kita masih belum paham seberapa lama waktu yang tidak baik untuk duduk," ujarnya, seperti dikutip dari laman CNN Indonesia. "Yang kita tahu, duduk terlalu lama itu tidak baik."