|
Ilustrasi Orang Menguap (Foto Dok. Shutterstock) |
DUNIA BERITA - Tidak mudah kiranya untuk mengetahui pertanda seseorang yang anda jumpai adalah psikopat atau bukan. Salah satu tanda untuk mengenalinya hanya semudah mendapati dia menguap. Cobalah menguap dan amati apakah dia akan menguap kembali?
Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti dari Baylor University, USA, orang yang memiliki perilaku seorang psikopat acap kali tak mengerti kalau menguap itu menular. Maka dari itu, orang yang menyandang sisi psikopat seringkali tidak menguap setelah mendapati orang lain menguap.
Sedangkan seperti diketahui, menguap itu 'menular'. Menurut penelitian yang diterbitkan di Personality and Individual Differences, itu semata dikarenakan mereka tidak sepenuh hati menaruh empati.
Brian Rundle, yang mengepalai riset dari Baylor University mengatakan bahwa menguap setelah orang lain menguap adalah karakter yang sangat sederhana dari komunikasi dan ikatan. Terlebih hal ini juga terjadi pada primata non-manusia dan mamalia lainnya.
Rundle menambahkan, namun ini bukanlah penilaian pasti seseorang psikopat atau tidak. Dia menjelaskan bahwa orang yang tidak tertular menguap juga bisa dikarenakan sejumlah hal. Seperti dilansir Today, faktor-faktor ini disebabkan diantaranya, usia dan kedekatan seseorang.
Anda barangkali sedikit sungkan dan menganggap tidak patut bila ikut menguap setelah orang yang ada didekat anda menguap. Tetapi, anda akan lebih cepat menguap setelah orang yang akrab dengan anda menguap.
Peneliti memaparkan bahwa mereka tidak mengerti apa sebabnya manusia menguap. Yang mereka ketahui adalah bahwa dalam mekanisme ini, otak juga turut berperan dalam proses ini.
Seperti dikutip Today, Steven Platek, profesor psikologi di Georgia Gwinnett College mengatakan "Yang menarik adalah ada bagian otak yang ikut berperan. Yakni cingulate posterior dan precuneus. Sehingga menguap juga merupakan bagian naluri rasa empati."
"Selama ini peneliti menyangka bahwa menguap berkaitan dengan kekurangan oksigen dalam darah. Dan hal itu sudah terang tidak benar. pandangan sekarang ini adalah menguap sebagai metode untuk membantu mendinginkan otak. Menguap itu ibarat sebuah tendangan ke dalam otak, sebagai pengusir tanda kejenuhan."
Lebih lanjut, seperti dilansir CNN Indonesia, Platek menuturkan bahwa ada keterkaitan yang erat antara psikopat dan 'penularan' menguap. Dalam studi sebelumnya membuktikan bahwa ada empati dalam setiap menguap yang menular.
"Saya sempat bergurau dan meminta teman-teman saya untuk mengetes pasangan. Jika sedang mencari pasangan yang romantis maka ujilah mereka untuk menguap. Apakah mereka akan tertular menguap setelah anda menguap?" ujar dia.
"Ini berhubungan dengan empati dan sifat peduli seseorang, contohnya seseorang yang tidak sosiopat."