|
Ilustrasi masalah tidur (Foto Dok. Getty Images) |
DUNIA BERITA - Sleep apnea atau henti nafas ketika tidur yang biasa dialami sebagian orang saat tidur mendengkur yang membuat beberapa kali terbangun, merupakan salah satu diantara masalah tidur. Kondisi tersebut diduga terkait dengan datangnya penyakit gout atau asam urat, demikian menurut laporan hasil studi terbaru.
Mengutip laman CNN Indonesia, kebanyakan penderita juga akan mengalami rasa terbakar di bagian persendian. Kasus sleep apnea yang terkait dengan keluhan asam urat acap kali juga berhubungan dengan masalah kelebihan berat badan atau obesitas.
Rasa nyeri yang hebat dan pembengkakan pada sendi, kerap terjadi di bagian ibu jari kaki diakibatkan oleh asam urat yang terkumpul dan mengkristal di sendi dan jaringan. Sleep apnea, mengakibatkan si penderita mengalami kekurangan oksigen sepanjang malam. Tatkala mereka berhenti bernafas dalam hitungan menit itulah produksi asam urat meningkat dalam aliran darah.
Tetapi, seperti dilansir Huffington Post baru sekelumit yang diketahui perihal keterkaitan antara dua kondisi ini, menurut informasi para peneliti yang hasilnya dipublikasikan dalam jurnal Arthritis and Rheumatology.
Menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat, dalam tahun 2007 - 2008, sekitar enam persen laki-laki dan dua persen perempuan di Amerika mengalami kasus asam urat.
Penelitian sebelumnya mengungkapkan sleep apnea merupakan diantara pemicu hipertensi, penyakit jantung, stroke dan gagal jantung. (Baca juga : Tidur Mendengkur Dapat Memicu Risiko Kematian, Stroke dan Kanker)
Obesitas berperan signifikan dalam kasus sleep apnea dan asam urat. Sleep apnea dapat juga berdampak peningkatan risiko asam urat jika ada masalah dengan berat badan, ucap pemimpin studi Yuqing Zhang dari Boston University Clinical Epidemiology Research and Training Unit.
Para peneliti memanfaatkan laporan dari 10 ribu orang yang di diagnosis sebagai penderita sleep apnea baru di Inggris. Kemudian peneliti membandingkannya dengan lebih dari 40 ribu orang tanpa keluhan sleep apnea dari jenis kelamin, umur dan komposisi tubuh yang sama.
Dalam setahun, ada sekitar 290 kasus asam urat, 76 kasus diantaranya bersumber dari kelompok penderita.
Lebih dari rentang waktu setahun ada 290 kasus gout, 76 berasal dari kelompok penderita sleep apnea dan 194 pada kelompok yang lebih besar. Asam urat didapati pada kebanyakan orang yang berusia 60 tahun.
Menurut hasil kajian penelitian, asam urat terjadi dua kali lebih banyak pada kelompok penderita sleep apnea.
"Tatkala orang mengalami serangan asam urat yang sangat menyakitkan, kondisi itu bisa membatasi pergerakan mereka, sampai-sampai meletakkan selembar kertas di ibu jari mereka saja sulit," ujar Zhan.
Kendati obesitas meningkatkan ancaman mengalami sleep apnea, sejumlah orang yang bertubuh kurus alih-alih juga mengalaminya. Dan justru pada orang-orang ini risiko mengalami asam urat juga dapat meningkat sampai 80 persen.
Tindakan selanjutnya yakni menjalani pengujian apakah mengatasi kasus sleep apnea juga dapat menangani kasus asam urat yang sangat mungkin timbul.
"Sejumlah studi menyebutkan bahwa bila anda memperoleh penanganan medis ini, kadar asam urat anda cenderung juga akan menurun," tutur Zhang.
Sleep apnea dapat diatasi dengan mengubah gaya hidup, termasuk menurunkan berat badan atau memakai alat bantu selama tidur malam hari atau menjalani pembedahan.
Menurut Dr Robert Thomas Keenan, dari Duke University Shcool Medicine di Durham, Carolina utara, yang tidak terlibat dalam studi ini, mengatakan bahwa butuh waktu bertahun-tahun untuk kristal asam urat dapat terkumpul di sendi dan menyebabkan rasa terbakar. Lalu, tampaknya sleep apnea mungkin tidak mengakibatkan gout, namun menjadikan lingkungan yang sempurna untuk asam urat terbentuk menjadi kristal di persendian.
"Gout merupakan penyakit peradangan arthritis yang kerap terjadi di dunia barat," ujar Keenan kepada Reuters Health.
"Sleep apnea dan ancaman gout dapat diminimasir pada banyak orang dengan menurunkan berat badan apabila mereka kelebihan berat badan, dengan mengonsumsi makanan yang sehat," imbuh Keenan.