|
Ilustrasi sakit ketika kerja di kantor (Foto Dok. Shutterstock) |
DUNIA BERITA - Terdapat tiga faktor utama yang mendorong pekerja masuk kantor tatkala semestinya mereka beristirahat di rumah karena sakit, yakni, pekerjaan menuntut, penuh tekanan dan tidak memberikan rasa aman dalam hal keuangan, demikian menurut hasil analisis studi yang dipublikasikan dalam jurnal Occupational Health Psychology.
Seperti dilansir laman Reuters, Gary Johns, peneliti bisnis dan manajemen di Concordia University, Montreal, Kanada mengungkapkan bahwa memahami apa yang mendorong karyawan tetap masuk kerja tatkala mereka sakit dapat membantu pengusaha membuat kebijakan cuti sakit. Kebijakan ini barangkali efektif mencegah penyebaran penyakit menular di tempat kerja.
"Untuk kasus penyakit menular, penularan penyakit ke rekan kerja dan pelanggan ataupun klien merupakan kerisauan yang jelas," ujar Johns, seperti dikutip dari laman CNN Indonesia.
"Di sisi lain, bila penyakit tersebut tidak menular atau melemahkan, direkomendasikan agar pekerja tetap masuk kerja walaupun kondisi tidak terlalu sehat."
Johns bersama rekan penelitian Mariella Migralia dari Norwich Business School University of East Anglia, Inggris, mempelajari data 61 studi sebelumnya, mengikutsertakan lebih dari 175 ribu orang di lebih dari 30 negara.
Mereka ingin mengetahui, apa yang mungkin mendorong karyawan untuk tetap bekerja meskipun sakit.
Kedua peneliti melihat kondisi bekerja tatkala sakit sebagai 'preseenteism'. Dalam penelitian mereka, 'preseenteism' acap dikaitkan dengan kebijakan di tempat kerja yang ketat. Semisal, penilaian kepatuhan, cuti sakit terbatas, atau mengharuskan adanya surat izin sakit dari dokter.
Tuntutan pekerjaan juga sangat berpengaruh. Tugas kerja yang berat, kurang karyawan, lembur, tenggat waktu, yang kesemuanya mendorong pekerja untuk tetap bekerja walaupun kondisinya sakit.
"Parameter ketat cuti sakit, perlunya surat keterangan dokter untuk memverifikasi penyakit pekerja akan membatasi efektivitas waktu istirahat seseorang untuk mencegah penularan penyakit di lingkungan kerja," ujar Eric Widera, peneliti dari Universitas of California, San Fransisco, Amerika Serikat.
Kebanyakan karyawan menganggap bahwa pekerjaan mereka akan menumpuk bila mereka beristirahat di rumah, atau cemas berkurangnya pemasukan lantaran cuti sakit yang tidak dibayar.
Tetapi, pekerja yang sadar tidak mempunyai pilihan untuk bekerja tatkala sakit dapat mencegah penyebaran penyakit menular, seperti influenza, dengan cara menghindari berhadapan langsung ketika berbincang dengan rekan kerja, dan sering mencuci tangan, tutur Supriya Kumar, seorang peneliti kesehatan publik dari Universitas Pittsburgh, Pennnsylvania, Amerika Serikat.