|
Ilustrasi anak tidur (Foto Dok. Shutterstock) |
DUNIA BERITA - Dewasa ini kebanyakan orang sering melengkapi kamar dengan berbagai peralatan elektronik, tak terkecuali kamar tidur anak anda. Namun, hal ini sebaiknya anda pertimbangkan kembali.
Menurut sebuah kajian dari National Sleep Foundation di Amerika Serikat, menunjukkan 72 persen dari anak-anak rentang usia 6 hingga 17 tahun yang kamarnya dilengkapi perangkat elektronik kehilangan waktu tidur sampai satu jam ketimbang mereka yang kamarnya tanpa dilengkapi dengan peranti serupa.
Seperti dilansir Huffington Post, dampaknya anak-anak berusia 6 - 10 tahun hanya punya waktu tidur 8 - 9 jam dalam semalam. Sedangkan waktu tidur yang disarankan adalah 10 - 11 jam untuk usia tersebut.
"Kurang tidur pada anak menurut studi dapat berakibat pada masalah obesitas, masalah di sekolah, dan perubahan perilaku," ujar Ann Halbower, direktur rumah sakit penelitian masalah tidur pada anak.
Menurut Gary Montgomery, direktur media di Children's Sleep Center, Children's Healthcare, Atlanta, mengatakan "Kurang tidur pada anak-anak juga dapat membawa dampak bagian otak yang mengendalikan kemampuan kognitif."
Imbasnya anak-anak yang kekurangan tidur ini acap kali kesulitan untuk tetap terjaga dan konsentrasi, terutama di dalam kelas.
Sedang studi yang dilakukan Pusat Kendali dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengungkapkan bahwa anak-anak usia SMA yang kurang tidur kurang dari delapan jam menjurus lebih mudah kecanduan alkohol, merokok, mengalami kecelakaan dan berniat tentang bunuh diri.
"TV kabel, ponsel, tablet, semua itu dapat memancarkan cahaya biru yang dapat menekan melatonin. Melatonin merupakan neurotransmitter yang mengatur siklus tidur dan terjaga kita," tutur Halbower.
Melatonin produksinya dapat dibuat dalam kegelapan. Manusia akan merasa gampang mengantuk ketika suasana gelap sebab produksi melatonin ini, dengan seperti itu pula mereka akan dapat tidur lebih lelap.
Seperti dikutip CNN Indonesia, hormon ini juga dapat mendukung manusia dalam mengatur selera makan dan metabolismenya.
Ketika anak-anak terjaga dalam keadaan masih mengantuk tak pelak mereka akan langsung menghendaki makanan yang tinggi karbohidrat dan tinggi lemak. "Seakan-akan mereka lapar," ucap Halbower.
Jadi bagaimana orang tua bisa mengetahui jika anak-anak mereka kekurangan tidur? "Kebanyakan anak-anak jadi gampang marah, rewel, tidak konsentrasi dam sulit memusatkan perhatian," ujar Mary Carskadon, director Sleep and Chronobiology di E.P. Bradley Hospital.
Persoalannya kemudian gejala kurang tidur itu sangat serupa dengan kelainan kurangnya perhatian dan hiperaktivitas atau ADHD. Namun, amati apakah anak juga menghadapi masalah pola makan dan berat badan. Inilah indikasi tambahan anak yang kurang tidur.
Untuk menanganinya Halbower menganjurkan untuk meluangkan waktu 30 - 60 menit untuk bersiap sebelum tidur. Mandi air hangat, dan aktivitas fisik sudah harus rampung sebelum jam persiapan tidur ini.
Hadirkan suasana kamar yang sejuk, gelap dan nyaman supaya anak lebih cepat terlelap. Pastikan pula anak punya waktu yang teratur tiap harinya untuk berangkat tidur.