|
Ilustrasi anak belajar (Foto Dok. Shutterstock) |
DUNIA BERITA - Seorang ahli kecerdasan dari Amerika Serikat, Profesor Thomas Armstrong mengungkapkan bahwa tidak ada kata terlambat untuk menemukan kecerdasan anak.
Dalam menemukan dan melatih kecerdasan yang menonjol pada seseorang, sampai dewasa pun masih bisa dilakukan.
Berdasarkan sebuah studi yang dilakukan oleh Dr Howard Gardner dari Universitas Havard, ada delapan kategori kecerdasan yang terdiri dari, kecerdasan linguistik, logika- matematika, visual-spasial, kinestetik, intrapersonal, interpersonal, musik dan naturalis.
Thomas Armstrong mengatakan, "Studi saya, pengembangan kecerdasan justru banyak tumbuh pada otak remaja. Lantaran pada masa itu otak remaja sangat bagus untuk menerima stimulan dari lingkungan. Tidak ada kata telat untuk menstimulasi kecerdasan."
Maka, orang tua tidak perlu cemas jika anaknya belum menunjukkan kecerdasan dominannya. Mereka hanya perlu dirangsang lebih sering supaya bisa mendapatkan kecerdasan mana yang lebih menonjol.
Namun, Armstrong mengingatkan agar jangan pernah memaksakan kecerdasan mana yang akan dikembangkan pada anak anda.
Apabila orang tua ingin anaknya memiliki kecerdasan musik umpamanya, jangan kemudian memaksakan anak anda untuk bermain musik dan menstimulasi kecerdasan musiknya. Hal itu dapat menjadikan sang anak stres.
"Seandainya anak mempunyai kesukaan akan musik dan percaya diri boleh masuk sekolah musik. Namun jika sebaliknya tidak berhasrat, justru akan menjadikan bosan atau malah kesal. Lantas dapat menimbulkan stres dan akhirnya mereka tidak dapat berkembang," jelas Armstrong.
Bahkan bila orang tua ingin meningkatkan semua kecerdasan anak dengan meminta mereka mengikuti beragam macam les. Mulai dari les musik, les renang, les basket, les drama, dan les-les lainnya yang menjadikan jadwal anak begitu padat.
Kondisi seperti ini tidaklah bagus untuk anak dan dapat menyebabkan dampak yang buruk.
"Itu nanti anak akan menderita hurried child syndrome. Gejalanya ia akan sakit perut, gelisah, depresi, tidak mau sekolah, tensi tinggi, sulit mengingat, stresnya menjadikan otak terganggu. Membuat bagian imajinasi tidak dapat berkembang sehingga tidak ada daya lagi bagi kecerdasan untuk berkembang," ujar dia.
Menurut Armstrong, untuk dapat meningkatkan kecerdasan anak tanpa menjadikannya stres solusinya simpel.
Bebaskan anak mengeksplorasi dirinya sendiri. Bebaskan anak mengerjakan apa yang mereka sukai sepanjang itu tidak mencelakakan diri sendiri dan merugikan orang lain.
Peran orang tua, ujar Armstrong, hanya mencermati dengan seksama. Apabila anak memiliki minat kecerdasan tertentu itu pasti akan nampak.
Tatkala hal itu timbul, barulah orang tua dapat membantu mengarahkan. "Kuncinya adalah jangan memaksa," kata Armstrong, seperti dikutip dari laman CNN Indonesia.