|
Ilustrasi remaja bermain internet (Foto Dok. Shutterstock) |
DUNIA BERITA - Remaja yang mempunyai kemauan atau kebutuhan untuk online atau 'eksis' di media sosialnya, cenderung berisiko mengalami depresi, cemas dan kurang tidur.
Para Profesor dari Universitas Glasgow melakukan studi dengan mengajukan pertanyaan kepada 460 anak-anak yang berusia mulai 11 hingga 17 tahun perihal penggunaan media sosial mereka, khususnya pada malam hari, serta menilai kualitas tidur serta rasa percaya diri mereka.
Capaian dari studi tersebut mengungkapkan bahwa kemauan remaja untuk online menjadikan mereka lebih gampang letih, dan juga cemas saat mereka memaksa dirinya untuk terlibat dengan apa yang sedang ramai di internet.
Salah seorang peneliti, Heather Cleland Woods menjelaskan bagaimana remaja dapat berada dalam periode kerentanan atas terjadinya depresi dan kecemasan, berikut kurangnya kualitas tidur mereka.
"Fakta ini mendukung adanya keterkaitan antara penggunaan media sosial dan keselamatan anak remaja. Tetapi, pemicu dari problem ini masih belum jelas," ujar Woods.
Dikutip dari Times of India, studi lainnya juga mengatakan adanya keterkaitan antara media sosial di internet dengan damapkan buruk terhadap remaja. National Citizen Service (NCS) menanyakan kepada 1.000 remaja tentang penggunaan media sosial mereka.
Alhasil, 88 persen dari anak berusia 12 hingga 18 tahun telah mengalami stres pada satu tahun terakhir, dengan dalih ingin nampak baik di media sosial, ingin 'ngetop' di sekolah serta ingin mencari pacar.
Menurut NCS, seperti dilansir CNN Indonesia, dua pertiga dari kasus ini telah memberikan pengaruh buruk seperti insomnia, depresi dan gangguan makan.