|
Ilustrasi Pendengaran (Foto Detikcom) |
DUNIA BERITA - Riset mutakhir oleh para peneliti dari Jerman dalam mengobati ketulian dengan metode terapi gen sebentar lagi menjadi kenyataan. Studi terbaru telah menunjukkan teknik memperbaiki DNA yang rusak berhasil meningkatkan respons pada tikus dengan gangguan pendengaran genetik.
Di lain tempat, pengujian klinis lain juga sedang berlangsung. Eksperimen ini dilakukan untuk membantu golongan yang berbeda, yaitu mereka yang kehilangan pendengaran melalui kerusakan atau penyakit.
Terapi gen kembali muncul. Belum lama ini ditemukkan hasil pengujian klinis yang positif untuk pengobatan penyakit tertentu. mulai dari penyakit darah sampai kebutaan. "Kami sedikit telat di bidang pendengaran. Namun saya pikir, kami sedang menuju kesana," ujar Tobias Moser dari Universitas Medical Center Gottingen di Jerman.
"Ini adalah saat yang tepat untuk melakukan terapi gen," ungkap seorang ilmuwan yang andil dalam penelitian tersebut, seperti dilansir kantor berita Reuters.
Kunci dari keyakinan ini adalah pengembangan sistem transfer virus yang lebih baik dan aman untuk memperoleh gen perbaikan ke dalam tubuh. Dalam kasus ketulian, eksperimen ini mengimplikasikan suntikan virus gen pembawa yang di rekayasa ke dalam telinga bagian dalam.
Sekarang ini tidak ada penyembuhan penyakit modifikasi, untuk menonaktifkan kehilangan pendengaran, yang telah disepakati. Berdasarkan Badan Kesehatan Dunia (WHO), kehilangan pendengaran memengaruhi sekitar 360 juta orang atau sekitar lima persen dari populasi dunia.
Alat bantu pendengaran bisa memperkuat suara. Sedangkan implan koklea dapat mengubah suara menjadi sinyal listrik yang dibaca oleh otak. Akan tetapi, alat tersebut tidak dapat sepenuhnya meniru pendengaran alami.
Sumber : CNN Indonesia.