|
Ilustrasi pegawai mengantuk (Foto Dok. Shutterstock) |
DUNIA BERITA - Seorang peneliti klinis dari Oxford University's Sleep and Circadian Neuroscience Institute, Inggris, Paul Kelley mengatakan menjadikan orang-orang berumur dibawah 55 tahun untuk mulai bekerja sebelum jam 9 pagi bagaikan sebuah penyiksaan.
Menurut Kelley, mengharuskan karyawan bekerja dari jam 9 pagi hingga jam 5 sore dapat berdampak kelelahan dan stres akibat kurang tidur.
Kelley menuturkan bahwa kondisi tersebut merupakan momok kinerja hingga orang tersebut berumur 55 tahun, usia dimana seseorang mulai memerlukan waktu tidur yang lebih sedikit.
"Kita tidak dapat merombak ritme 24 jam kita. Anda tidak bisa berlatih untuk bangun pada waktu tertentu. Tubuh anda akan sinkron dengan sinar matahari, dan anda tidak mengetahuinya karena itu dilaporkan ke hipotalamus, bukan penglihatan," ujar Kelley, seperti dilansir CNN Indonesia.
Dia menambahkan bahwa, ada keinginan di masyarakat untuk mengubah jam masuk bekerja dan sekolah supaya selaras dengan jam alami tubuh manusia.
Perusahaan yang mewajibkan karyawan mereka mulai bekerja lebih awal dapat berdampak terhadap hasil kerja yang buruk. Kecuali hal tersebut juga dapat menimbulkan masalah kesehatan.
Kelley menjelaskan bahwa ini merupakan problem besar di masyarakat. Karyawan semestinya mulai bekerja jam 10 pagi. Dan anda tidak akan mengawali pada pukul 9 pagi sampai anda berumur 55 tahun.
"Karyawan umumnya kurang tidur. Masyarakat kita merupakan orang-orang yang kurang tidur. Ini amat mengganggu sistem tubuh. Anda dikuasai oleh sistem emosional dan kinerja fisik dalam tubuh."
"Jantung dan hati anda mempunyai pola yang beragam, dan anda berharap mereka untuk bergeser dua atau tiga jam. Ini merupakan persoalan skala internasional. Semua orang sengsara, padahal sebenarnya tidak perlu terjadi."
Tubuh mempunyai alat pacu jantung ulung di otak yang di tetapkan oleh reseptor khusus di mata yang memengaruhi seluruh tubuh. Kurang tidur dapat membawa efek terhadap perhatian dan memori jangka panjang serta mendorong penyalahgunaan narkoba dan alkohol.
Kecuali itu, kurang tidur juga dapat menjadi pemicu kemarahan, frustasi, kecemasan, perilaku impulsif, tekanan darah tinggi, stres, peningkatan berat badan serta masalah kesehatan mental. Anak muda kebanyakan kehilangan dua jam waktu tidur setiap hari dan berdampak kepada buruknya proses belajar di sekolah.