Kurang tidur atau bahkan terlalu lama tidur cenderung memiliki gejala awal pengerasan arteri (Foto Dok. Getty Images/Thinkstock)
DUNIA BERITA - Menurut sebuah studi baru yang dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Sungkyunkwan di Seoul, Korea Selatan, mennunjukkan bahwa orang dewasa dengan waktu tidur kurang atau justru terlalu banyak cenderung memiliki gejala awal pengerasan arteri. Ini merupakan tanda awal dari penyakit jantung.
"Banyak orang, sekitar sepertiga atau seperempat dari populasi umum, mengalami kurang tidur, baik itu waktu tidur yang tidak cukup atau kualitas tidur yang buruk," tutur penulis studi Chan-Won KIm dari Rumah Sakit Kangbuk Samsung, Universitas Sungkyunkwan di Seoul, Korea Selatan.
"Sejumlah studi menghubungkan kurang tidur dengan peningkatan risiko serangan jantung dan stroke, namun faktor lain seperti depresi atau obesitas juga dapat memengaruhi kaitan tersebut," ujar Kim, seperti dikutip dari laman Reuters.
"Kebalikannya, kami meneliti apakah tidur dengan durasi atau kualitas yang tidak proporsional dihubungkan dengan penanda awal penyakit jantung pada orang dewasa sehat asimtomatik (tanpa gejala nyata dari suatu penyakit) bebas penyakit jantung," tutur Kim.
Dalam penelitian ini, sekitar 47 ribu laki-laki dan perempuan, dengan rata-rata usia yakni 42 tahun, mengerjakan daftar pertanyaan tentang tidur. Mereka juga melakukan tes untuk mendeteksi lesi (jaringan abnormal pada tubuh) kalsium dan plak di arteri yang menjurus ke penyakit jantung, tanda awal penyakit tersebut, dan kekakuan arteri di kaki yang merupakan tanda penuaan pembuluh darah.
Menurut hasil kuesioner tersebut, waktu tidur rata-rata peserta adalah 6,4 jam per malam, dan sekitar 84 persen peserta mengungkapkan bahwa kualitas tidur mereka 'baik'.
Para peneliti memperhitungkan peserta yang tidur selama lima jam atau kurang per malam sebagai ' short sleepers' (orang-orang yang tidur dalam waktu pendek) dan mereka yang tidur selam sembilan jam atau lebih sebagai 'long sleepers' (orang-orang yang tidur dalam waktu panjang).
Short sleepers mempunyai kalsium 50 persen lebih banyak di arteri koroner mereka dibandingkan dengan mereka yang tidur selama tujuh jam per malam, menurut hasil dari jurnal Arteriosclerosis, Thrombosis and Vascular Biology.
Sedangkan, long sleepers mempunyai kalsium 70 persen lebih sedikit ketimbang mereka yang tidur kurang dari tujuh jam per malam.
"Nilai kalsium hasil pemindaian komputerisasi tomografi adalah ukuran yang sangat baik untuk (melihat) penumpukan kalsium di pembuluh darah koroner yang menggambarkan aterosklerosis koroner," tutur Kim. "Semakin tinggi nilai kalsium koroner, maka semakin besar resiko terkena serangan jantung di kemudian hari."
Seperti dilansir CNN Indonesia, peserta yang mengatakan kualitas tidur buruk juga cenderung mempunyai kalsium koroner yang lebih dan lebih banyak kekakuan arteri.
Dalam studi tahun 2013 lalu, orang-orang yang cenderung mengalami tidur kurang dari enam jam setiap malam berpotensi mempunyai tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes dan obesitas.
|